Harga emas global terus menunjukkan tren kenaikan yang signifikan sepanjang tahun 2025, menembus rekor baru dan menarik perhatian investor di seluruh dunia. Pada 20 Februari 2025, harga emas batangan 24 karat dari Logam Mulia Antam mencapai Rp1.708.000 per gram, mencatatkan rekor tertinggi baru di pasar domestik
Lonjakan harga emas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor global. Ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, seperti konflik antara Rusia dan Ukraina serta ketidakpastian di Timur Tengah, mendorong investor mencari aset aman seperti emas. Selain itu, kebijakan perdagangan proteksionis dari pemerintahan Donald Trump menambah kekhawatiran pasar, meningkatkan permintaan terhadap logam mulia ini
Bank-bank sentral di berbagai negara juga berperan besar dalam mendorong harga emas. Sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina pada 2022, pembelian emas oleh bank sentral meningkat tajam, bahkan mencapai tiga kali lipat dari jumlah sebelumnya. Langkah ini diambil sebagai upaya diversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS
Prediksi dari lembaga keuangan global menunjukkan optimisme terhadap harga emas di masa mendatang. JP Morgan memperkirakan harga emas akan melampaui US$4.000 per ons pada kuartal kedua 2026, dengan rata-rata harga mencapai US$3.675 per ons pada akhir 2025. Sementara itu, Goldman Sachs memproyeksikan harga emas mencapai US$3.700 per ons pada akhir 2025, bahkan dalam skenario ekstrem bisa mendekati US$4.500 per ons.
Di Indonesia, harga emas diperkirakan akan terus meningkat. Tim Analis Bareksa memprediksi harga emas dalam negeri pada tahun 2025 akan berada di kisaran Rp1,5 juta hingga Rp1,55 juta per gram, seiring dengan tren kenaikan harga emas global.
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, emas tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dampak bagi Indonesia
Kenaikan harga emas berdampak langsung dan tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia. Di sektor konsumsi, harga perhiasan emas melonjak drastis sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat. Namun di sisi lain, lonjakan harga ini menjadi peluang bagi industri tambang emas dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan ekspor.
Sayangnya, aktivitas pertambangan yang intensif juga menimbulkan dampak lingkungan, seperti kerusakan hutan dan pencemaran. Konflik antara perusahaan tambang dan masyarakat lokal pun kerap terjadi, menjadi tantangan yang harus dikelola oleh pemerintah.
Dalam sektor keuangan, masyarakat semakin tertarik untuk berinvestasi emas sebagai instrumen aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal ini tercermin dari meningkatnya pembukaan tabungan emas di platform digital dan pembelian emas fisik oleh investor individu.
Apakah Emas Cocok untuk Investasi?
Emas dinilai sebagai pilihan investasi yang relatif aman, khususnya dalam jangka panjang. Aset ini terbukti tahan terhadap inflasi dan fluktuasi ekonomi. Namun, seperti investasi lainnya, emas juga memiliki risiko, terutama volatilitas harga dalam jangka pendek.
Tips Investasi Emas
- Diversifikasi Portofolio: Jangan hanya mengandalkan emas. Kombinasikan dengan instrumen lain seperti saham atau obligasi.
- Pilih Produk yang Sesuai: Emas fisik, tabungan emas digital, dan reksa dana emas menawarkan pendekatan yang berbeda. Sesuaikan dengan tujuan dan profil risiko Anda.
- Perhatikan Waktu Pembelian: Beli emas saat harga cenderung turun untuk potensi keuntungan maksimal.
- Pantau Perkembangan Pasar: Ikuti berita dan analisis pasar secara rutin untuk mengambil keputusan yang bijak.