Ulaanbaatar, Mongolia — Dunia robotika Asia-Pasifik tengah bersiap menghadapi salah satu ajang kompetisi paling dinantikan tahun ini: ABU Robocon 2025, yang akan digelar di Steppe Arena, Ulaanbaatar pada 24 Agustus 2025. Mengusung tema “Robot Basketball”, kontes ini menantang para peserta untuk merancang dua robot — shooter dan passer — yang bisa berkolaborasi mencetak skor seperti layaknya pemain basket profesional.
Diselenggarakan oleh Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU), ABU Robocon adalah kompetisi robot tahunan yang mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai negara anggota, seperti Jepang, Korea Selatan, India, China, Mesir, Thailand, Vietnam, hingga Indonesia. Setiap negara hanya berhak mengirimkan satu tim perwakilan yang lolos seleksi nasional.
Tema tahun ini menitikberatkan pada kerja tim, kecepatan kalkulasi, serta akurasi mekanik dan sensorik. Setiap tim harus merancang dua robot otonom yang mampu melempar bola ke ring dari berbagai posisi, mengoper bola antarrobot, serta mengambil keputusan taktis dalam waktu nyata (real-time). Hal ini membuat tantangan teknis menjadi lebih kompleks dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dalam simulasi yang telah dirilis panitia, pertandingan akan berlangsung dalam arena berbentuk setengah lingkaran dengan beberapa zona penembakan yang memiliki nilai poin berbeda, mirip seperti dalam permainan basket asli. Robot-robot akan berlomba memasukkan sebanyak mungkin bola dalam batas waktu tertentu. Skor tertinggi dan penyelesaian misi tercepat akan menentukan pemenangnya.
Indonesia sendiri, melalui penyelenggaraan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), telah menyeleksi tim terbaik dari berbagai perguruan tinggi. Pemenang KRAI 2025 tingkat nasional akan membawa nama Indonesia ke Mongolia. Beberapa perguruan tinggi yang disebut-sebut menjadi unggulan antara lain ITS, UGM, dan Universitas Brawijaya.
Menurut Ketua Dewan Robocon Mongolia 2025, Bat-Erdene Natsagdorj, tema ini bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga simbol kolaborasi dan sportivitas. “Robot basket mewakili harmoni antara kecerdasan buatan dan kerja sama tim manusia. Ini bukan hanya tentang menang, tapi tentang bagaimana kita mendorong batas inovasi,” ujarnya.
Dengan antusiasme yang tinggi dari komunitas robotika internasional, ABU Robocon 2025 tidak hanya menjadi ajang adu teknologi, tetapi juga wahana diplomasi budaya, kerja tim antarnegara, dan penguatan semangat engineering generasi muda.
“Di arena ini, bola bukan sekadar benda — ia adalah simbol dari harapan, inovasi, dan mimpi anak bangsa yang ingin mengguncang dunia.”