
Generative Pre-trained Transformer (GPT), seperti ChatGPT, semakin populer di kalangan remaja. Kemampuannya dalam menghasilkan teks, menjawab pertanyaan, hingga membantu mengerjakan tugas sekolah membuatnya menjadi alat yang menarik. Dengan satu kali klik, remaja bisa mendapatkan informasi, rangkuman materi, bahkan esai lengkap. Namun, kemudahan ini juga memicu berbagai kekhawatiran.
Walaupun memiliki banyak manfaat, penggunaan GPT secara tidak bijak dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain menurunkan kreativitas, menimbulkan plagiarisme dan ketergantungan, menghasilkan informasi tidak akurat, mengurangi kemampuan menulis, serta meningkatkan ketergantungan teknologi. Terlalu mengandalkan GPT dapat membuat remaja malas berpikir kreatif, sementara teks yang dihasilkan bisa dianggap sebagai hasil pribadi, padahal berisiko dianggap plagiarisme. Selain itu, tidak semua jawaban GPT benar, sehingga ada potensi penyebaran informasi yang salah. Kebiasaan menyalin teks juga dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis dan menulis secara mandiri, sementara ketergantungan teknologi membuat remaja kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas sekolah.
Keterampilan dasar seperti menulis, berpikir kritis, dan melakukan riset terancam berkurang jika remaja terlalu bergantung pada GPT. Guru juga mengeluhkan adanya karya tulis yang terasa seragam dan kurang orisinal. Selain itu, proses belajar menjadi kurang mendalam karena remaja cenderung langsung menerima jawaban tanpa memahami konsep.
Untuk tetap mendapatkan manfaat tanpa terjebak dalam risiko, remaja dapat menerapkan beberapa langkah bijak. Pertama, gunakan GPT sebagai alat bantu, bukan sumber utama, dan pastikan untuk memeriksa kebenaran jawaban dengan sumber terpercaya lainnya. Kedua, latih keterampilan menulis dengan mencoba membuat draf sendiri sebelum meminta bantuan GPT. Ketiga, batasi penggunaan GPT hanya untuk ide atau inspirasi, bukan langsung menyalin teks. Terakhir, berdiskusi dengan guru mengenai cara penggunaan teknologi secara etis juga sangat penting agar penggunaannya tetap dalam batas wajar.
GPT adalah alat yang canggih dan bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Namun, bagi remaja, penggunaan yang berlebihan dapat mengurangi kreativitas, kemampuan menulis, dan pemahaman materi. Penting bagi orang tua, guru, dan remaja itu sendiri untuk memahami risiko ini dan mengedukasi cara penggunaan GPT secara bertanggung jawab. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat pembelajaran yang mendukung, bukan malah menghambat potensi diri.