Jakarta, 16 Mei 2025 — Dunia teknologi kembali dihebohkan dengan peluncuran model terbaru dari OpenAI, yaitu GPT-5, yang diklaim sebagai lompatan besar dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Model ini menghadirkan peningkatan signifikan dalam pemahaman konteks, akurasi jawaban, serta kemampuan multimodal yang lebih halus dan realistis.
GPT-5 dirancang untuk memahami dan menghasilkan teks serta gambar dalam satu kerangka kerja terpadu. Dengan pemrosesan bahasa alami yang semakin mendekati cara manusia berpikir dan berbicara, GPT-5 dapat digunakan dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga industri kreatif. Bahkan, dalam uji coba awalnya, GPT-5 mampu membantu penulisan kode pemrograman kompleks, merancang strategi bisnis, hingga menghasilkan puisi dan musik digital dengan kualitas tinggi.
OpenAI menyatakan bahwa model ini telah dilatih menggunakan pendekatan yang lebih etis, dengan penyaringan data yang lebih ketat untuk menghindari bias, serta kontrol yang lebih baik dalam hal keamanan dan privasi pengguna.
Di Indonesia, para pelaku industri digital menyambut positif kehadiran GPT-5. “Model ini membuka peluang baru dalam dunia kerja, terutama dalam bidang kreatif, konten digital, serta riset teknologi,” ujar Dini Putri, analis teknologi dari Jakarta.
Meski begitu, para pakar tetap mengingatkan agar penggunaan AI dilakukan dengan bijak. Isu seperti penyalahgunaan, plagiarisme, hingga potensi kehilangan pekerjaan karena otomatisasi, masih menjadi tantangan besar yang harus diatasi bersama.
Dengan kehadiran GPT-5, masa depan teknologi AI semakin menjanjikan, namun juga membutuhkan regulasi dan etika yang kuat agar manfaatnya bisa dirasakan secara merata dan bertanggung jawab.