Jakarta, 16 Mei 2025 – Perkembangan Kecerdasan Tiruan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Di era globalisasi, pelajar semakin terbiasa dengan teknologi ini, yang memberikan dampak positif maupun negatif bagi proses belajar mereka.
Dampak Positif AI bagi Pelajar
- Akses Informasi Lebih Cepat
Dengan AI seperti ChatGPT, Google Bard, atau Bing AI, pelajar dapat memperoleh jawaban dan penjelasan materi pelajaran secara instan. Ini membantu mereka memahami konsep yang sulit dengan lebih mudah. - Pembelajaran Personalisasi
Platform berbasis AI seperti Khan Academy atau Duolingo menyesuaikan materi belajar sesuai kemampuan individu, sehingga pelajar bisa belajar sesuai kecepatan mereka sendiri. - Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
AI dapat membantu pelajar dalam mengeksplorasi ide-ide baru, seperti membuat konten digital, menulis esai, atau bahkan merancang proyek sains dengan bantuan alat AI generatif. - Efisiensi Waktu Belajar
Dengan bantuan AI, tugas-tugas administratif seperti menerjemahkan bahasa, mengecek tata bahasa, atau menghitung rumus matematika dapat diselesaikan lebih cepat.
Dampak Negatif AI bagi Pelajar
- Ketergantungan Berlebihan
Banyak pelajar menjadi terlalu bergantung pada AI untuk mengerjakan tugas, sehingga mengurangi kemampuan berpikir kritis dan problem-solving mereka. - Risiko Plagiarisme
Kemudahan menghasilkan konten dengan AI dapat memicu plagiarisme jika pelajar tidak mencantumkan sumber atau hanya menyalin hasil AI tanpa pemahaman mendalam. - Berkurangnya Interaksi Sosial
Penggunaan AI yang berlebihan dapat mengurangi interaksi langsung antara siswa dan guru, serta mengurangi kemampuan kolaborasi antarteman sebaya. - Kesenjangan Digital
Tidak semua pelajar memiliki akses yang sama terhadap teknologi AI, sehingga dapat memperlebar gap antara siswa yang mampu dan kurang mampu.
Tanggapan Pakar Pendidikan
Menurut Dr. Siti Rahayu, Pakar Teknologi Pendidikan dari Universitas Indonesia, “AI adalah alat yang powerful jika digunakan dengan bijak. Pelajar perlu diajarkan untuk memanfaatkannya sebagai pendamping belajar, bukan pengganti proses berpikir.”
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah menyusun pedoman penggunaan AI di sekolah untuk memastikan teknologi ini memberikan manfaat maksimal tanpa mengurangi kualitas pendidikan.
Kesimpulan
Kecerdasan tiruan membawa banyak kemudahan bagi pelajar di era globalisasi, namun juga memerlukan pengawasan dan edukasi agar tidak disalahgunakan. Dengan pemahaman yang tepat, pelajar dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan prestasi tanpa kehilangan kemampuan dasar mereka.BukuHarian