Jakarta, 14 Mei 2025 — Pemerintah Indonesia terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bertransformasi ke arah digital demi meningkatkan daya saing di pasar global. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi nasional dalam memperkuat ekonomi digital dan memperluas akses pasar bagi para pelaku usaha lokal.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam konferensi pers pada Kamis (15/5), menyatakan bahwa digitalisasi merupakan solusi krusial bagi UMKM agar tetap relevan dan mampu bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif. “Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dengan teknologi, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas, mempercepat transaksi, dan meningkatkan efisiensi operasional,” ujar Teten.
Program digitalisasi ini difokuskan pada tiga aspek utama: pelatihan digital, akses platform e-commerce, dan pendanaan berbasis teknologi. Hingga saat ini, lebih dari 14 juta UMKM di seluruh Indonesia telah tergabung dalam ekosistem digital, namun pemerintah menargetkan setidaknya 30 juta UMKM bisa terdigitalisasi pada tahun 2027.
Selain pelatihan, pemerintah juga menggandeng beberapa perusahaan teknologi untuk memberikan platform dan layanan gratis kepada UMKM yang ingin memulai digitalisasi, seperti website toko online, sistem pembayaran digital, dan manajemen inventaris berbasis cloud.
Salah satu pelaku UMKM, Rina Kusuma, pemilik usaha kerajinan tangan dari Yogyakarta, mengaku mengalami peningkatan penjualan hingga 80% sejak bergabung ke platform e-commerce. “Dulu saya hanya menjual di pasar lokal, sekarang saya sudah kirim produk ke Malaysia dan Singapura,” katanya.
Transformasi digital ini juga menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi, dengan memberdayakan pelaku usaha lokal agar lebih tangguh menghadapi dinamika global. Pemerintah berharap, melalui kolaborasi antara sektor publik dan swasta, UMKM Indonesia mampu menjadi tulang punggung ekonomi digital Asia Tenggara.