ansformasi digital yang masif dalam satu dekade terakhir telah memperluas permukaan serangan (attack surface) dan membuka banyak celah baru bagi ancaman siber.
meski investasi keamanan meningkat, jumlah pelanggaran data justru terus bertambah. Para pakar menilai, masalah utama bukan terletak pada kemampuan alat keamanan itu sendiri, melainkan pada strategi yang terfragmentasi.
Selama bertahun-tahun, organisasi cenderung memilih solusi terbaik untuk setiap masalah spesifik: antivirus untuk malware, DLP (Data Loss Prevention) untuk kebocoran data, VPN untuk akses jarak jauh, hingga CASB untuk keamanan cloud. Namun, pendekatan ini justru menciptakan “tumpukan” alat yang bekerja sendiri-sendiri.
Akibatnya, ketika firewall mendeteksi lalu lintas mencurigakan, sistem DLP tidak memiliki konteks yang sama. Solusi yang kini banyak didorong adalah konvergensi keamanan: membangun seluruh kemampuan proteksi dalam satu platform terpadu sejak awal. Dengan cara ini, setiap komponen—mulai dari firewall, DLP, CASB, hingga endpoint protection—berbagi konteks dan intelijen yang sama.
“Dengan mengonsolidasikan keamanan dalam satu platform, organisasi tidak hanya mendapatkan visibilitas terpadu, tetapi juga korelasi berbasis AI yang mempercepat deteksi ancaman multi-vektor,”Pendekatan terpusat ini terbukti efektif dalam berbagai skenario nyata. Aktivitas mencurigakan di aplikasi cloud dan anomali DNS dapat langsung dikaitkan, sehingga rantai serangan terlihat utuh. Malware yang masuk ke laptop karyawan bisa segera dipantau pergerakannya di jaringan, mencegah penyebaran lateral. Endpoint, jaringan, dan analitik WAN bekerja serentak untuk menghentikan serangan sebelum data terenkripsi.
Dengan platform Secure Access Service Edge (SASE) berbasis cloud, perusahaan ini melayani lebih dari 3.500 pelanggan enterprise dan telah mengantongi sertifikasi kepatuhan internasional seperti GDPR, PCI DSS, dan ISO govware.sg. SASE dipandang bukan lagi sekadar opsi tambahan, melainkan kebutuhan operasional.
Didukung AI, peran keamanan akan bergeser dari sekadar pertahanan menjadi enabler bisnis. Proses merger dapat dipercepat karena integrasi IT lebih sederhana, sementara ekspansi global yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan kini bisa dilakukan hanya dalam hitungan hari.