
Mahasiswa sering kali memilih junk food karena alasan praktis dan murah. Padatnya jadwal kuliah, tugas yang menumpuk, dan kehidupan kos yang serba cepat membuat makanan cepat saji seperti burger, pizza, dan gorengan menjadi pilihan utama. Sayangnya, kebiasaan ini dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental mahasiswa.
Junk food umumnya tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, namun rendah nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain obesitas, gangguan pencernaan, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan penurunan daya tahan tubuh. Kandungan kalori dan lemak yang tinggi pada junk food meningkatkan risiko kenaikan berat badan secara drastis. Selain itu, kurangnya serat dapat memicu sembelit dan masalah pencernaan lainnya. Lemak jenuh dan kolesterol dalam junk food dapat menyumbat pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kandungan gula berlebih juga dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, sementara kurangnya asupan nutrisi membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
Selain memengaruhi kesehatan fisik, junk food juga berdampak pada kesehatan mental mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi gula dan lemak dapat memengaruhi suasana hati dan kognisi. Misalnya, gula dalam junk food menyebabkan energi melonjak sementara, namun cepat turun sehingga membuat lelah. Lemak trans dan gula juga dapat menghambat fungsi otak, sehingga sulit fokus saat belajar. Beberapa penelitian bahkan mengaitkan konsumsi junk food dengan peningkatan risiko depresi pada usia muda.
Agar terhindar dari bahaya junk food, mahasiswa bisa menerapkan beberapa strategi sederhana. Pertama, siapkan bekal sehat seperti salad atau sandwich dari rumah. Kedua, pilih camilan sehat dengan mengganti keripik dengan buah segar atau kacang-kacangan. Ketiga, atur pola makan secara teratur agar tidak tergoda membeli makanan cepat saji. Terakhir, batasi pengeluaran untuk junk food dengan membuat anggaran khusus untuk membeli makanan sehat.
Junk food memang menggoda, terutama bagi mahasiswa yang hidup serba cepat dan hemat. Namun, dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental tidak bisa dianggap remeh. Dengan kesadaran dan perencanaan yang baik, mahasiswa dapat mengurangi konsumsi junk food dan beralih pada pola makan sehat yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan.