BlackBerry pernah menjadi simbol status dan keamanan di dunia smartphone, terutama pada era 2000-an. Merek asal Kanada ini dikenal luas berkat desain khasnya yang mengusung keyboard fisik QWERTY serta sistem keamanan yang sangat kuat, menjadikannya pilihan utama para pebisnis, politisi, hingga selebriti.
Puncak kejayaan BlackBerry terjadi antara tahun 2005 hingga 2010, di mana perangkat seperti BlackBerry Bold, Curve, dan Torch menjadi sangat populer. Salah satu keunggulan utama BlackBerry adalah layanan BlackBerry Messenger (BBM) yang eksklusif dan terenkripsi, jauh sebelum WhatsApp dan Telegram populer.
Namun, dominasi BlackBerry mulai runtuh saat Apple merilis iPhone dan Android mulai berkembang pesat. Perusahaan ini sempat lambat dalam beradaptasi dengan tren layar sentuh dan aplikasi yang lebih modern. Meskipun mereka mencoba berinovasi lewat BlackBerry 10 OS dan akhirnya menggunakan Android pada perangkat seperti BlackBerry Priv dan KeyOne, persaingan yang sangat ketat membuat mereka kesulitan untuk bangkit.
Pada tahun 2016, lisensi merek BlackBerry diberikan kepada perusahaan asal Tiongkok, TCL, yang kemudian merilis beberapa model berbasis Android. Namun, penjualan tetap tidak memuaskan. Pada 2020, TCL berhenti memproduksi perangkat BlackBerry, dan rencana peluncuran kembali oleh startup OnwardMobility pun akhirnya dibatalkan.
Meski kini tidak lagi memproduksi smartphone, nama BlackBerry tetap hidup sebagai legenda industri teknologi. Perusahaan induknya, BlackBerry Limited, kini fokus pada solusi keamanan siber dan perangkat lunak untuk industri otomotif.
Bagi banyak orang, BlackBerry bukan sekadar ponsel, melainkan bagian dari sejarah komunikasi modern. Keyboard fisik yang nyaman, lampu LED notifikasi, dan suara khas BBM masih membekas di ingatan para penggunanya. Meskipun era kejayaannya telah berlalu, warisan BlackBerry akan selalu dikenang sebagai pelopor di dunia smartphone.