Terlahir di keluarga bangsawan, tepatnya putra GPH Soerjaningrat dan cucu Pakualam III, R. Soewardi Soerjaningrat tak kesulitan meretas pendidikan.
Bermula dari Eerste Lagere School(ELS), ia lantas diterima belajar di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), sekolah dokter Bumiputera.
Namun, ia urung lulus dan menjadi dokter karena sakit.
Soewardi lantas berkiprah di dunia jurnalistik. Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara adalah beberapa media yang pernah menjadi pelabuhan kariernya.
Pada saat yang bersamaan, ia pun berkiprah di dunia politik.
Sempat bergabung dengan Boedi Oetomo, ia bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo lantas mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912.
Karena penanya yang tajam dan kiprah politiknya, pria yang memutuskan menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara pada umur 40 tahun tersebut sangat dimusuhi pemerintah kolonial Belanda.
Leave a Reply