Bandung, 14 Mei 2025 — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluncurkan program kontroversial yang mengirimkan anak-anak berperilaku nakal ke barak militer untuk menjalani pembinaan karakter. Program ini mulai diterapkan pada 2 Mei 2025, dengan angkatan pertama terdiri dari 40 siswa yang menjalani pendidikan di Resimen Armed 1/Sthira Yudha Kostrad, Purwakarta .
Menurut Dedi Mulyadi, program ini bertujuan untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh lingkungan negatif, seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan teknologi, dan kekurangan gizi akibat pola makan tidak sehat. Ia menekankan bahwa anak-anak yang dikirim ke barak militer akan mendapatkan pendidikan karakter, bukan pelatihan militer untuk perang. Mereka akan diajarkan disiplin, tanggung jawab, dan pola hidup sehat, termasuk tidur teratur, bangun pagi, olahraga, dan kegiatan belajar seperti siswa pada umumnya .
Program ini mendapat dukungan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang menyebutnya sebagai kebijakan “anti-mainstream” dan “out of the box” yang diperlukan untuk mengatasi kenakalan remaja .
Namun, kebijakan ini juga menuai kritik dari berbagai pihak. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, menyoroti program ini dan mempertanyakan efektivitasnya dalam membentuk karakter anak-anak . Beberapa pengamat juga mengkhawatirkan potensi pelanggaran hak anak dan menilai bahwa pendekatan militeristik mungkin tidak sesuai untuk pendidikan karakter anak-anak .
eskipun demikian, Dedi Mulyadi tetap melanjutkan program ini dan berencana untuk memperluasnya ke wilayah lain di Jawa Barat. Ia berharap bahwa dengan pembinaan di barak militer, anak-anak yang sebelumnya berperilaku nakal dapat berubah menjadi individu yang disiplin dan bertanggung jawab.