KOMPAS.com – Kolesterol sering kali diidentikkan dengan penyakit. Padahal, tidak selalu demikian. Perlu diketahui, kolesterol adalah lemak yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Secara umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding di dalam sel atau membran sel yang ada dalam tubuh. Tak hanya itu, kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta punya fungsi untuk menjalankan fungsi saraf dan otak. Namun, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di pembuluh darah. Pada kasus yang serius, penumpukan ini dapat menyebabkan kondisi aterosklerosis. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Sabtu (9/8/2022), aterosklerosis merupakan penyempitan pembuluh darah yang diakibatkan oleh penumpukan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini merupakan pemicu terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Hal itu terjadi karena penumpukan plak lemak di arteri koroner yang notabene merupakan pembuluh darah dengan tugas mengantarkan darah ke jantung. Plak lemak dapat menonjol ke dalam arteri dan pada akhirnya menyebabkan penyumbatan sebagian atau seluruh aliran darah. Jika suplai darah ke sebagian jantung sampai terputus karena penyumbatan, dampak yang bisa terjadi adalah serangan jantung. Merujuk dari laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Jumat (30/11/2022), seseorang didiagnosis memiliki kolesterol tinggi ketika jumlah kolesterol diatas 200 mg/dL dengan rincian seperti ini, yakni kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) berada di kisaran 130-159 mg/dL, dan kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) kurang dari 40 mg/dL. Sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, penting bagi seseorang untuk mengetahui skor kolesterol dengan cara mengeceknya secara rutin. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Ini Fakta Mengapa Kolesterol Tinggi Jadi Sebab Penyakit Jantung Koroner
by
Tags:
Leave a Reply