Jakarta, 8 Mei 2025 – Ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas menjelang pertemuan penting yang dijadwalkan pada 9 hingga 12 Mei 2025 di Jenewa, Swiss. Presiden AS, Donald Trump, menegaskan bahwa AS tidak akan menurunkan tarif 145% yang dikenakan pada barang-barang China, meskipun ada dorongan untuk meredakan ketegangan perdagangan.

Tarif 145% dan Dampaknya pada Ekonomi China
China menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan akibat tarif tinggi yang diterapkan oleh AS. Untuk mengatasi dampak tersebut, China telah mengumumkan serangkaian langkah kebijakan moneter, termasuk injeksi likuiditas sebesar 1 triliun yuan (sekitar $138 miliar) melalui pemotongan rasio cadangan wajib, penurunan suku bunga, dan dukungan pasar saham. Namun, China memilih untuk tidak mengumumkan pengeluaran fiskal besar-besaran guna menjaga defisit anggaran PDB yang tinggi dan mengatasi penurunan pendapatan pajak yang tercatat turun 3,5% pada kuartal pertama. Reuters
Persiapan untuk Pembicaraan di Jenewa
Meskipun ada ketegangan, kedua negara sepakat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan di Jenewa. China mengkritik dampak negatif serius dari tarif AS, sementara AS menegaskan bahwa tujuan pembicaraan adalah untuk mencapai perdagangan yang adil, bukan untuk memisahkan ekonomi kedua negara.
Dampak pada Ekonomi Global
Ketegangan perdagangan ini telah mempengaruhi perekonomian global. Aktivitas pelabuhan di AS, seperti di Los Angeles dan Long Beach, mengalami penurunan signifikan, dengan laporan penurunan 44% dalam lalu lintas kapal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kekurangan produk dan dampaknya pada sektor ritel AS.
Sementara itu, pasar saham AS menunjukkan volatilitas, dengan indeks utama mengalami penurunan setelah pernyataan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China belum dimulai. Namun, ada harapan bahwa pembicaraan di Jenewa dapat meredakan ketegangan dan memitigasi dampak negatif pada perekonomian.
Ketegangan perdagangan antara China dan AS terus menjadi perhatian utama dalam perekonomian global. Hasil dari pembicaraan yang akan datang di Jenewa akan menjadi indikator penting untuk arah hubungan ekonomi kedua negara dan dampaknya pada perekonomian dunia.