Jakarta, 9 Mei 2025 — Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan peningkatan subsidi pupuk bagi para petani lokal mulai bulan Mei ini. Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Pertanian dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Rabu (15/5).
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap keluhan petani terkait mahalnya harga pupuk non-subsidi yang semakin memberatkan, terutama menjelang musim tanam kedua tahun ini. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, harga pupuk urea dan NPK mengalami lonjakan hingga 30% selama dua tahun terakhir. Dengan subsidi baru ini, harga pupuk diperkirakan akan kembali turun mendekati harga ideal yang mampu dijangkau petani kecil.
Menteri Pertanian, Dr. Andi Suryanto, menyatakan bahwa peningkatan subsidi ini bertujuan untuk menjamin ketahanan pangan nasional dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian. “Kami ingin memastikan petani tidak kesulitan mengakses sarana produksi. Ketahanan pangan harus menjadi prioritas, terutama di tengah gejolak harga global,” ujarnya.
Pemerintah menyiapkan dana tambahan sebesar Rp 10 triliun untuk alokasi subsidi ini, yang akan didistribusikan melalui program e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Dengan sistem digital ini, distribusi pupuk diharapkan lebih transparan dan tepat sasaran.
Petani menyambut baik keputusan ini. Salah satu petani asal Jawa Tengah, Sumarno (45), menyatakan bahwa bantuan ini sangat membantu. “Tadinya saya khawatir tidak bisa menanam karena pupuk mahal. Tapi kalau ada subsidi, tentu sangat meringankan beban kami,” ujarnya.
Kebijakan ini juga mendapat dukungan dari asosiasi petani dan pakar pertanian, yang menilai bahwa langkah pemerintah merupakan respons cepat terhadap ancaman krisis pangan. Meski demikian, mereka mengingatkan pentingnya pengawasan dalam penyaluran subsidi agar tidak disalahgunakan.