Pengantar
Dalam dunia kriptografi simetris, dua algoritma enkripsi yang sangat terkenal adalah DES (Data Encryption Standard) dan AES (Advanced Encryption Standard) , khususnya varian AES-256 . DES pernah menjadi standar enkripsi global selama beberapa dekade, sementara AES-256 saat ini dianggap sebagai salah satu metode enkripsi paling aman yang digunakan secara luas, termasuk oleh pemerintah Amerika Serikat.

Apa Itu DES?
DES (Data Encryption Standard) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh NIST (National Institute of Standards and Technology) sebagai standar federal AS untuk enkripsi data. DES menggunakan kunci sepanjang 56 bit dan bekerja dengan blok data sebesar 64 bit .
Cara Kerja DES
DES adalah algoritma blok cipher yang menggunakan struktur Feistel Network , terdiri dari 16 putaran enkripsi dengan fungsi substitusi dan permutasi. Setiap putaran melibatkan penggunaan bagian dari kunci utama untuk mengacak data.
Kelemahan DES
Meskipun populer di zamannya, DES mulai tidak aman pada akhir 1990-an karena:
- Panjang kunci yang pendek (56 bit), sehingga rentan terhadap serangan brute-force .
- Pada tahun 1998, komputer khusus bernama Deep Crack berhasil memecahkan kunci DES hanya dalam waktu 56 jam .
Untuk mengatasi kelemahan ini, dikembangkanlah Triple DES (3DES) , yaitu versi yang menjalankan DES sebanyak tiga kali dengan kunci berbeda, tetapi tetap dianggap kurang efisien dibandingkan metode baru.
Apa Itu AES-256?
AES (Advanced Encryption Standard) dipilih oleh NIST pada tahun 2001 sebagai pengganti DES. AES memiliki tiga varian berdasarkan panjang kuncinya: AES-128 , AES-192 , dan AES-256 . Varian AES-256 menggunakan kunci sepanjang 256 bit dan dianggap sebagai tingkat keamanan tertinggi di antara ketiganya.
Cara Kerja AES-256
AES bukan merupakan jaringan Feistel seperti DES. Ia menggunakan struktur Substitution-Permutation Network (SPN) dan bekerja pada blok data sebesar 128 bit . AES-256 melakukan 14 putaran enkripsi , masing-masing melibatkan langkah-langkah berikut:
- SubBytes – substitusi byte menggunakan tabel S-box.
- ShiftRows – pergeseran baris untuk menyebarkan data.
- MixColumns – pencampuran kolom untuk meningkatkan difusi.
- AddRoundKey – XOR dengan kunci putaran.
Keunggulan AES-256
- Keamanan Tinggi : Kunci 256 bit membuatnya sangat sulit diretas secara brute-force.
- Efisiensi : Dirancang untuk bekerja cepat baik dalam perangkat keras maupun perangkat lunak.
- Adopsi Luas : Digunakan dalam berbagai aplikasi seperti HTTPS, enkripsi file, komunikasi rahasia, hingga sistem keamanan militer.
Perbandingan DES vs AES-256
Aspek | DES | AES-256 |
---|---|---|
Tahun Pengenalan | 1977 | 2001 |
Jenis Algoritma | Blok Cipher (Feistel) | Blok Cipher (SPN) |
Ukuran Blok Data | 64 bit | 128 bit |
Panjang Kunci | 56 bit | 256 bit |
Jumlah Putaran | 16 | 14 |
Keamanan Saat Ini | Tidak Aman | Sangat Aman |
Efisiensi | Rendah | Tinggi |
Penggunaan Saat Ini | Sudah Tidak Direkomendasikan | Digunakan Secara Luas |
Kesimpulan
DES pernah menjadi standar emas dalam enkripsi data, namun telah usang karena keterbatasan panjang kuncinya yang rentan terhadap serangan modern. Sebaliknya, AES-256 hadir sebagai solusi enkripsi yang kuat, efisien, dan masih bertahan hingga saat ini. Dengan kemampuan menahan ancaman keamanan modern dan dukungan luas dari industri TI, AES-256 layak menjadi pilihan utama dalam proteksi data sensitif di era digital.
by : 2014