Muara Enim – Muara Enim merupakan salah satu dari 17 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Selatan (Sumsel). Kabupaten ini dikenal dengan sebutan Bumi Serasan Sekundang.
Secara geografis Kabupaten Muara Enim tertelak di antara 104° sampai 106° Bujur Timur dan 4° sampai 6° Lintang Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 7.483,06 km², terdiri atas 264 desa, 22 kecamatan dan 10 kelurahan. Sejarah Kabupaten Muara Enim sudah ada sejak masa pendudukan Hindia Belanda, pada awal terbentuknya kabupaten ini bernama Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah (LIOT).
Berikut detikSumbagsel ulas lebih lengkap tentang sejarah Kabupaten Muara Enim, beserta asal usul, fakta, tokoh, dan budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah dan Asal Usul Terbentuknya Muara Enim
Dilansir Universitas Stekom, Terbentuknya Kabupaten Muara Enim berawal dari panitia Sembilan sebagai realisasi surat Keputusan Bupati Daerah Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 20 November 1946, hasil karya panitia tersebut dapat disimpulkan dalam bentuk laporan yang terdiri dari 10 bab, dengan judul Naskah Hari Jadi Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah.
Setelah dikukuhkan dengan surat keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 14 Juni 1972 No.47/Deshuk/1972. Pada tanggal 20 November menjadi hari jadi Kabupaten Muara Enim. Dasar hukum pembentukan Kabupaten Muara Enim juga tertuang dalam Undang-undang nomor 28 tahun 1959, tanggal 26 Juni 1959.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sejarah, Kabupaten Muara Enim pada masa pendudukan Hindia Belanda, marga-marga di sepanjang Sungai Enim, mulai dari marga semendo darat sampai ke marga tamblang patang puluh bubung.
Kemudian, marga-marga di sepanjang sungai lematang mulai dari marga tamblang ujan mas hingga marga sungai rotan digabung menjadi satu wilayah administrative dengan nama “Onder Afdeling Lematang Ilir” yang tunduk dengan Afdeling Palembangsche Boven Landen dengan Asisten residen yang bertempat di Lahat.
Pada masa pendudukan Jepang, wilayah yang dikenal dengan nama Lematang Ilir diubah menjadi Lematang Sijo (Seco), dan dibentuk wilayah administratif baru yang dikenal dengan Lematang Ogan Tengah, selanjutnya dikenal dengan nama Kawedanan Lematang Ogan Tengah.
Ketika masa kemerdekaan, hasil sidang Dewan Karesidenan Palembang pada tanggal 20 November 1946, wilayah Kawedanan Lematang Ilir dan Lematang Ogan Tengah digabung menjadi Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah (LIOT).
Fakta-Fakta Kabupaten Muara Enim
Dikutip buku Kabupaten Muara Enim: Fakta dan Penjelasan A. milik Direktorat Agraria Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Muara Enim memiliki sejumlah fakta menarik sebagai berikut:
1. Nama Kabupaten Muara Enim
Nama Kabupaten Muara Enim berasal dari kampung Karang Enim yang sebelumnya disebut Marga Semendo Darat, yang kemudian berubah menjadi Muara Enim.
2. Kabupaten Terkaya di Sumatera Selatan
Kabupaten Muara Enim merupakan salah kabupaten terkaya di Sumatera Selatan hal tersebut dapat terjadi dikarenakan di kabupaten ini terdapat salah satu perusahaan tambang batu baru yakni yang terletak di Kelurahan Tanjung Enim.
3. Berbatasan dengan Banyak Daerah di Sumsel
Posisinya yang berada di tengah Sumatera Selatan menjadikan Kabupaten Muara Enim berbatasan dengan berbagai wilayah sebagai berikut:
– Utara: Banyuasin, Kota Palembang, dan PALI
– Timur: OKU, Ogan Ilir, dan Kota Prabumulih
– Selatan: OKU Selatan, Sumsel dan Kaur, Bengkulu
– Barat: Musi Rawas, Lahat dan Kota Pagar Alam
Tokoh-Tokoh dari Muara Enim
Dilansir Universitas Teknokrat Indonesia, berikut ini
1. Ahmad Yani
Ir. H. Ahmad Yani, M.M. adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Bupati Muara Enim periode 2018 dengan Program Muara Enim untuk Rakyat (Merakyat).
2. Basrief Arief
Basrief Arief adalah Jaksa Agung Republik Indonesia ke-22 yang menjabat pada tanggal 26 November 2010 sampai 20 Oktober 2014.
3. Djohan Sjahroezah
Djohan Sjahroezah adalah pejuang dan politikus Indonesia yang menjabat Sekretaris Jenderal Partai Sosialis Indonesia (PSI).
4. Edi Suandi Hamid
Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec adalah Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta sejak 2017.
5. Evi Apita Maya
Evi Apita Maya, S.H M.Kn adalah seorang notaris dan politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024.
6. Giri Ramanda Kiemas
H. Giri Ramanda Nazaputra Kiemas, S.E., M.M merupakan ketua DPRD Sumatera Selatan periode 2014-2019 yang berhenti pada tahun 2018 untuk mengikuti Pemilihan Gubernur Sumsel 2018 berpasangan dengan Dodi Reza Alex Noerdin. Saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sumatera Selatan periode 2019-2024.
7. Amiruddin Inoed
Ir. H. Amiruddin Inoed adalah Bupati Banyuasin pertama yang menjabat selama dua periode.
8. Juarsah
H. Juarsah S.H adalah Bupati Muara Enim periode 2020-2021. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Muara Enim periode 2018-2019.
9. Andina Julie
Andina Yulianti yang lebih dikenal Andina Julie adalah seorang model, artis, penyanyi dan pemegang gelar kontes kecantikan Indonesia yang dinobatkan sebagai Miss Grand Indonesia 2022. Ia mewakili Indonesia pada kontes Miss Grand International 2022 di Jakarta, dan berhasil meraih posisi runner-up.
10. Lely Arrianie
Prof. Dr. Lely Arrianie, M.Si adalah seorang Akademisi, Guru Besar, Pakar Komunikasi Politik Universitas Nasional. Sebagai pengamat, dia lebih memfokuskan pengamatannya pada perilaku politik anggota DPR RI serta politisi Indonesia.
11. Rayen Obersyl
Brigadir Jenderal TNI Rayen Obersyl adalah seorang perwira TNI-AD yang sejak 16 Januari 2023 mengemban amanat sebagai Komandan Korem 032/Wirabraja
12. Rachman Djalili
Dr. Drs. H. Rachman Djalili, M. M. adalah anggota DPRD Sumatera Selatan periode 2014-2019. Rachman pernah menjabat sebagai Wali Kota Prabumulih selama 2 periode.
13. Sjarnoebi Said
Sjarnoebi Said merupakan Ketua Umum PSSI periode 1981-1985. Dia terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres PSSI di Jakarta pada 19-21 Desember 1981.
Baca juga:
5 Wisata di Bangka Barat, Ada Pantai hingga Tempat Sejarah
Budaya dari Muara Enim
– Tari Sambut
Dikutip laman Kemdikbud, tari sambut adalah tari yang hidup dan berkembang di Kabupaten Muara Enim. Sebelum adanya tari sambut, bermula dari adanya tari sembah yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat etnik Kikim, Kabupaten Muara Enim.
– Rumah Adat Limas Semende
Dilansir situs Pemkab Muara Enim, rumah adat Ulu Semende merupakan rumah tradisional masyarakat Semende Kabupaten Muara Enim yang merupakan bentuk tranformasi dari rumah baghi besemeah. Dengan kemiripan pada atapnya yang sedikit melengkung.