Perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi telah membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di sisi lain, hal ini juga membuka celah bagi penyebaran informasi palsu atau hoaks. Baru-baru ini, sejumlah video hoaks kembali beredar luas di media sosial, memicu kepanikan dan kesalahpahaman di masyarakat.
Salah satu video hoaks yang cukup viral memperlihatkan seolah-olah terjadi gempa bumi besar di Jakarta, lengkap dengan visual bangunan roboh dan suara panik. Setelah dilakukan penelusuran fakta oleh tim pemeriksa, diketahui bahwa video tersebut merupakan rekaman lama dari kejadian di luar negeri, yang kemudian dimanipulasi dan diberi narasi palsu.
Selain itu, beredar pula video yang mengklaim bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan magnet di tubuh manusia. Video ini memperlihatkan orang-orang yang menempelkan logam ke kulitnya setelah divaksin. Nyatanya, hal ini sudah dibantah oleh para pakar kesehatan. Tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin menyebabkan tubuh bersifat magnetik. Fenomena tersebut hanyalah efek dari kelembapan kulit atau tekanan benda ke permukaan kulit.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama media pemeriksa fakta seperti Liputan6.com terus melakukan klarifikasi terhadap konten-konten menyesatkan seperti ini. Masyarakat pun dihimbau untuk tidak mudah percaya pada video yang belum jelas sumbernya. Sebelum menyebarkan informasi, pastikan terlebih dahulu keasliannya melalui situs resmi atau platform cek fakta.
Hoaks bukan sekadar informasi salah, tapi juga bisa berbahaya jika memicu keresahan massal. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk bersikap kritis, tidak mudah terpancing, dan ikut menjadi bagian dari solusi melawan penyebaran berita palsu.